Sejarah
Model pembelajaran sentra dikembangkan oleh Pamela Phelps di Florida, Amerika Serikat sejak tahun 1970, kemudian metode ini diadopsi dan dibawa ke Indonesia oleh drg. Wismiarti Tamin, pendiri sekolah Al-Falah di Ciracas, Jakarta Timur, 1996.
Paud Terpadu Al-Fursan menggunakan metode sentra sejak dibuka pertama tahun 2017, yang diadopsi dari Ibu Wismiarti Tamin. Metode ini merupakan cara belajar mengajar yang revolusioner bagi pendidikan anak usia dini.
Mengapa PAUD Terpadu Al Fursan menggunakan metode sentra?
Inilah jawaban menyeluruh terhadap kebutuhan bangsa yang kini sibuk mencari formula bagi sebuah “pendidikan karakter” yang bisa mengubah moral-mental-nalar bangsa ini menjadi lebih baik. Metode sentra merupakan paradigma baru di bidang pendidikan dan pengajaran. Mengingat begitu luas tujuan dan cakupannya maka disini hanya akan dikemukakan beberapa prinsipnya yang berbeda dengan metoda yang konvensional.
Dalam pembelajaran dengan metode sentra, kurikulum tidak diberikan secara klasikal, melainkan secara individual, disesuaikan dengan tahapan perkembangan masing-masing anak. Maka jumlah murid dalam satu kelas/rombel dibatasi maksimal 8-10 anak.
Materi yang disampaikan secara interaktif dan kongkrit dengan menempatkan murid sebagai pusat dan guru menyapa murid dengan sebutan “teman”, ketika guru memasuki kelas, guru tidak datang dengan sikap “akan mengajar apa kepada anak hari ini” melainkan “aku akan belajar apa dari anak hari ini.”
Enam Sentra
Ada 6 (enam) sentra yang ada di PAUD Terpadu Al Fursan, antara lain:
Sentra Persiapan
Membangun kemampuan keaksaraan (membaca, menulis, berhitung).
Sentra Imtaq
Membangun kebiasaan dan konsep-konsep keislaman sehingga dapat meningkatkan iman dan taqwa.
Sentra Seni
Membangun kreatifitas, sensori motor dan kerja sama.
Sentra Balok
Merangsang kemampuan konstruksi, prediksi, presesi, akurasi, geometri, dan matematika.
Sentra Bahan Alam
Membangun sensori motor, fisika sederhana, pemahaman akan batasan dan sebab akibat.
Sentra Main Peran Besar
Membangaun imajinasi, daya hidup, adaptasi, kemandirian, kebahasaan dan kepemimpinan objek diri anak itu sendiri.
Komentar Terbaru